Sabtu, 11 April 2015

Prep Wedd : Dilamar dan Proses

Alhamdulillah

Setelah kebersamaan selama lebih dari 3 tahun,, suka - duka yang menyapa kami, perjuangan yang tak kenal lelah, semua kami rintis bersama.

Dia,, dia adalah teman seperjuanganku. Lelaki yang rela mengorbankan waktu lebih besar untukku. Namun belum ku sebut sebagai PRIA pada saat itu, karena dia belum berani memperkenalkan diri kepada kedua orang tuaku, apalagi memintaku untuk menjadi kekasih halalnya. Sampai saat itu belum tiba, aku berkata padanya kalo dia bukanlah PRIA.

Walopun sudah dari awal dia berkata padaku untuk menjalani hubungan serius, dan sejak awal sudah memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya, karena menurutnya bukan umurnya lagi untuk dia bermain-main. Namun perkataan saja tidak menjadikanku untuk langsung mempercainya, dan saat itu pun aku belum menyebutnya sebagai PRIA.

Satu tahun perjalanan hubungan kami, dengan lumayan banyak krikil - krikil menyapa, dia mengajakku untuk tetap bertahan, bersabar, dan berupaya untuk meyakinkan aku. Saya merasa seperti wanita yang di PHPin, di awal tahun hubungan itu seringkali aku berkata lebih baik kita berjalan masing - masing (a.k.a GALAU). Karena saya tidak ingin punya perasaan lebih dalam ke orang yang belum tentu menjadi pendamping hidup saya. Di tambah setelah saya membacabuku karya ustad felix siauw, yang judulnya "udah putusin aja!". Makin sering juga saya untuk minta jalan masing - masing. Namum berungkali itupun dia tidak mau melepaskan saya, tetap mempertahankan, dia berusaha kembali meyakinkan dan berjanji banyak hal. Dia memastikan bahwa dia bukan lelaki - lelaki "kurang ajar" yang suka menghantui pikiran saya.

Hingga akhirnya memasukin tahun ke dua, Dari sana aku melihat perjuangan dia mendapatkanku semakin bertambah, perbuatan menunjukan bukti semakin kuat, satu tahun berjalan dia mulai menyisihkan sekitar 50% pendapatnya untuk di tabung. Memang pada saat itu dia berkata masih malu untuk berhadapan dengan kedua orang tuaku jika dia belum punya modal berupa material. Sejak saat itu kami mulai mengumpulkan dana untuk biaya pernikahan kami. Saat itu prinsipnya sebisa mungkin tidak menyusahkan orang tua dalam biaya pernikahan. Sedangkan saya juga punya impian untuk pernikahan saya, saya tahu menikah itu sekali seumur hidup, maka saya ingin membuat pernikahan saya sekeren mungkin menurut saya, yang wahh, tapi tetap sesuai budget, tetap tidak terlalu boros. Prinsip kami sejalan, maka mulai saat itu kami mengumpul uang bersama, sekitar 50% dari pendapat saya dan digabung dengan pendapatan dia. Saya menyuruh dia membuat tabungan baru di mandiri bank a.n dia, dan atmmya saya yang pegang. Dan semakin kuperhatikan semakin kesini agama dan keimanan dia semakin lebih dekat dengan Allah. Salah satu poin yang membuat saya sabar dan bertahan. Namun pada saat itu pun saya belum mengatakan dia PRIA.

Alhamdulilah walaupun berkerikil perjalanan kami tetap berjalan lancar, masuk di tahun ketiga sepertinya allah makin meridoi perjalanan kami, dia diterima menjadi cpns dki yang pada saat itu adalah hal yang menggiurkan karena pendapatan pns dki pada saat itu lebih besar di banding dengan tempat kerjanya dulu. Dengan begitu tabungan bisa makin gendut kan, heehe...
Perjuangannya makin terlihat besar, ketika itu dy bertanya padaku, sekitar 2 bulan lagi lebaran, jika pekerjaanya di tempat yang lama di lepas, otomatis dia tidak dapat THR, sedangkan di tempat yang baru belum tentu langsung dapat THR karena kerjanya saja masih mendengarkan ceramah. Saat itu aku bilang padanya kalau tenaga kuat dan kalo kesempatan memang ada, jangan lepaskan dulu tempat yang lama, dan dia meng-iya-kan pendapatku. Bayangkan di waktu yang bersamaan dia bekerja di dua tempat, artinya dengan waktu yang lebih panjang dan itu di lakukan tiap hari selama kurang lebih 2 bulan, untung saja Allah memudahkan jalan untuk niat baik kami, bagiku itu adalah hal luar biasa. Namun pada saat itupun aku belum mengatakannya dia adalah PRIA.

Hingga pada akhir tahun 2014 dia mulai berani untuk mengahadap kedua orang tuaku, namun baru terealisasikan pada awal tahun 2015. Pada saat itu barulah ku sebut dia PRIA-ku. Dan selang waktu belum lama, perwakilan orang tuanya datang untuk benar-benar meyakinkan keluargaku, untuk memintaku menjadi pendamping hidupnya, baru perwakilan keluarga karena jarak yang jauh dan usia yang sudah tua, maka perwakilan keluarganya yang dateng.

PRIA itu ku panggil dy Mamas
PRIA itu berinisial IP

Bismillah...
Bride and groom to be..
Semuga allah selalu melancarkan dan memudahkan niat baik kami.
Amin ya rabb

-With Love IQP-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar